GPAI SD Kabupaten Lamongan

Agustus 2017




Dalam rangka untuk menjadi Guru Profesional maka setiap penerima tunjang profesi guru (TPP) GPAI harus membuat laporan kinerja Guru sebagai pertanggung jawabannya atas pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilaksanakan di lingkungan sekolah masing masing. laporan ini terkait sebagai bentuk evaluasi dan pelaporan pada Kemenag melalui Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI), dan laporan ini dilaksanakan pada akhir semester.
Laporan Kinerka Guru Pendidikan Agama Islam Tingkat SD, SMP, SMA/SMK juga sebagai bahan bukti telah melaksanakan tugas dengan baik.
Untuk sementara saya berikan contoh laporan kurikulum KTSP, untuk pelaporan pada sekolah yang sudah melaksanakan Kur 13 nanti saya rilis pada postingan berikutnya.
Tidak ada gading yang tak retak, mohon maaf ketika format yang kami bagikan ada ketidak sesuaian dan ketidak cocokkan maka untuk penyempurnaan mohon disampaikan ke : kkgpailamongan@gmail.com

Semoga Bermanfaat

1. Contoh KTSP Semester Ganjil download DISINI

2. Contoh KTSP Semester Genap download DISINI

3. Contoh K13 Semester Ganjil download DISINI

4. Contoh K13 Semester Genap download

Instrumen Laporan Kinerja download DISINI



Rekoso: Cara Pandang atau Jalan Hidup?


Jaman cilik mbiyen aku rekoso mas, jebul wis tuwo yo iseh tetep rekoso
Kalau kamu pernah lewat perempatan kentungan di Jalan Kalurang, Yogyakarta, sedikit di sebelah selatan pom bensin ada gerobak kecil yang menyajikan masakan padang di trotoar. Buka mulai pukul 9 pagi sampai 12 siang. Pedagangnya adalah seorang manantan chief kapal pesiar yang memilih keluar untuk buka usaha sendiri. Ia berumur 50-an. Kalau beli makanannya, tentu saja kamu boleh mengklaim ‘beli masakan ala chief kapal pesiar’.

Beberapa hari lalu, saya mendatangi warungnya untuk beli masakan mantan chief itu. Pukul 9 lewat sedikit saya tiba. Sampai sana, pedagangnya sedang memasang tenda dan menata kursi untuk para pembeli. “Kok telat pak?” tanyaku. “iya mas, kesiangan tadi, badan rasanya capek”, jawabnya. Saya diam saja sejenak sambil melihat jalanan di sekitar. Tiba-tiba ia membuka obrolan.
“Rekoso mas nyepakke dodolan iki, mbiyen jaman cilik aku wis biasa urip rekoso, eh tuwone yo tetep rekoso mas” (rekoso mas menyiapkan jualan ini, dulu jaman kecil saya sudah biasa rekoso, eh sekarang tetap rekoso). Aku tak mengerti harus bilang apa kecuali merespon enteng, “justru nikmate urip iku ning rekosone sih pak” (justru nikmatnya hidup itu pada rekoso-nya sih pak). Tak tau apa yg dipikirkan bapak itu, yang jelas ia membalas dengan tersenyum.

Aku melihat kenyataan ini berbanding terbalik dengan ungkapan; jika kita bekerja keras sewaktu muda, ketika dewasa nanti tinggal menikmati hasilnya. Terdengar menjanjikan memang, tapi ternyata tak semua orang merasakan demikian, setidaknya oleh mantan chief itu.
Sekalipun kerja keras telah kita jalani sejak usia muda, tak selalu angan-angan untuk bersenang-senang tercapai di hari tua. Jika sedikit mengambil sudut pandang religius seperti yang pernah ditulis Weber dalam ‘The Protestant Ethic’, kerja keras semata-mata dilakukan dengan tujuan yang jelas, yaitu pengabdian Ilahi! sederhananya, bekerja adalah ibadah!
Dalam istilah jawa, kita mengenal ‘urip rekoso’. Artinya sebenarnya tidak sepadan  jika disamakan dengan kerja keras ala Weberian, karena rekoso lebih dekat kesannya dengan kerja ekstra keras dengan hasil jauh di bawah harapan, bahkan boleh dibilang susah payah namun minim hasil. Rekoso seperti yang diucapkan pedagang itu mungkin demikian. Ia bekerja susah payah, namun ya tetap ‘capek’ sampai sekarang.

Barangkali itu lebih menandakan sebagai jalan hidup yang [terpaksa] harus dijalani. Seperti yang kita pahami, boleh saja kita melihat kehidupan ini berjalan semata-mata sebagai sebuah pertukaran. Siapa yang menanam akan memanen, siapa yang menebar kebaikan akan memperoleh hasil baiknya. Tentunya siapa bekerja keras akan menikmati hasilnya. Tapi, siapa rekoso [mungkin] akan tetap rekoso.
Yogyakarta, 5 Maret 2014 sosiologis.com
SUMBER : klik disini  

lanjutan ...





Acara lain-lain yang pertama , pisah kenal operator SIMPATIKA dan dilanjutkan sosialisasi SIMPATIKA, disini disampaikan oleh Bapak Safuan Hadi selaku staf PAI yang baru tugas per 01 Agustus 2017, beliau menggantikan Ibu Widaturrohmah yang geser ke bagian yang lain. disampaikan beberapa hal diantaranya adalah untuk SKMT mulai semester ini menggunakan SKMT Online dari SIMPATIKA, tidak ada lagi menggunakan SKMT Manual seperti tahun tahun kemarin, untuk itu sangat ditekankan untuk segera mengaktifkan PTK dan segera dikerjakan S28 agar tidak tergesa gesa dalam pengerjaan nanti, dan juga untuk GTT dan GTY di lembaga masing masing, untuk segera dimasukkan Simpatika melalui pendataan baru, untuk hal teknisnya menunggu setelah konsultasi dengan dengan admin Simpatika dari Kanwil.

Cara Registrasi PTK Baru


PTK Baru


Sebelumnya, PTK baru mengunduh Formulir A05 (Formulir Registrasi PTK). Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri:
  1. 1. Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar
  2. 2. Copy Kartu Keluarga
  3. 3. Copy Ijazah SD (Terendah)
  4. 4. Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi
  5. 5. Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut
A05 beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada Operator PAI.

untuk formulis A05 klik disini






Acara selanjutnya adalah sosialisasi SIMPAI disampaikan oleh Pengawas PAI , SIM PAI adalah Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Agama Islam. semacam SIMPKB yang dilaksanakan oleh Kemdikbud, dalam hal ini banyak GPAI yang bingung dan bertanya apakah GPAI ikut SIMPKB di diknas?
Sesuai SK Menpan No 118/1996 Bab II pasal 3 ayat (1) Bahwa Tugas pokok pengawas Pendidikan Agama Islam adalah menilai dan membina teknis pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum, baik negeri maupun swasta serta ditunjang peraturan PMA nomor 16 tahun 2010 tentang pengelolaan  pendidikan agama pada sekolah, dari sini dapat diambil kesimpulan GPAI pola pembinaan di bawah naungan Kementrian Agama melalu Pengawas Pendidikan Agama Islam. untuk itu kemenag akan menerapkan SIMPAI dan yang menilai adalah PPAI yang terkait dengan angka kredit kenaikan pangkat dan sertifikasi, dalam hal ini yang diikutkan adala seluruh GPAI baik PNS maupun non PNS yang sudah terdaftar di SIMPATIKA yang didasarkan pada 6 kompetensi yang harus dimilik oleh GPAI diantaranya adalah :
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi Sosial Bermasyarakat
4. Kompetensi Profesional
5. Kompetensi Religius
6. Kompetensi Leadership

Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru untuk memiliki kompetensi pedagogis, personal, profesional, dan sosial.

Kompetensi guru menuntut pendidik untuk harus menguasai metode mengajar, menguasai materi yang akan diajarkan dan ilmu-ilmu lain yang ada hubungannya dengan ilmu yang akan diajarkan kepada siswa. Mempunyai kepribadian yang baik untuk agar menjadi teladan bagi siswa. Menjalankan profesinya dengan penuh tanggung jawab. Juga mengetahui kondisi psikologis siswa dan psikologis pendidikan agar dapat menempatkan dirinya dalam kehidupan siswa dan memberikan bimbingan sesuai dengan perkembangan siswa.

Guru harus dituntut untuk menguasai IT karena nantinya SIMPAI mulai dari awal sampai pada proses guru PAI harus bisa mengakses sendiri bukan diwakilkan karena terkait dengan tes dan nilai.
Aplikasi SIMPAI saat ini belum diterapkan nantinya akan dimulai pada awal tahun 2018 halaman web yang nantinya dapat diakses adalah : gg.gg/form-GPAI-SD-Lamongan nantinya guru PAI akan dilatih bersama sama oleh instruktur SIMPAI Kemenag Kabupaten Lamongan

Acara terakhir adalah penanda tanganan SPJ pencairan Tri Bulan I dan II sampai selesai.

Terimakasih





Alhamdulillah atas segala nikmat dan karuniaNYA, serta sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW

Sebuah pepatah mengatakan "tak kenal maka tak sayang" dalam hal ini Bapak Kepala Kemenag Kab. Lamongan yang baru dilantik bulan April 2017 belum sempat bertemu dan berkenalan dengan Bapak/Ibu GPAI Kabupaten Lamongan, hal inilah yang mendasari perkenalan dan pembinaan oleh Bapak Kepala Kemenag Kabupaten Lamongan

Acara yang diselenggarakan pada tanggal 8-10 Agustus 2017, yang dibagi dalam 3 wilker, bertempat di Aula Kantor Kementrian Agama Kabupaten Lamongan yang digabung dengan acara penanda tanganan SPJ Pencairan TPP dan Sosialisai SIMPATIKA dan SIMPAI oleh Bapak Operator Simpatika PAI Kemenag dan Bapak Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI)

Acara dipandu oleh Bapak Safuan Hadi selaku staf seksi PAI yang baru, acara tersusun sebagai berikut :

1. Pembukaan
2. Sambutan Bapak Kasi PAI
3. Perkenalan dan Pembinaan Bapak Kepala Kantor Kementrian Agama Kab. Lamongan
4. Doa/Penutup
5. Lain Lain
   - Sosialisasi Simpatika
   - Sosialisasi SIM-PAI
   - Penanda Tanganan SPJ
   - Pulang Menuju Ke Rumah

Acara dibuka dengan pembacaan ummul qur'an "Alfatehah"



Dilanjutkan dengan sambutan Bapak KASI PAI dalam hal ini disampaikan oleh Bapak KH. Masduqi Yasin, ada beberapa hal yang disampaikan diantaranya adalah pentingnya bersyukur atas segala karunia yang diberikan Allah salah satunya adalah TPP, untuk itu GPAI harus meningkatkan kinerja supaya rejeki yang didapat menjadi barokah, beliau juga menekankan untuk selalu meningkatkan pengembangan diri, dengan mengikuti diklat/bimtek, ada beberapa guru PAI yang sudah diberangkatkan bimtek/diklat baik tingkat propinsi maupun nasional, untuk itu nantinya guru PAI yang lain harus siap bergantian untuk mengikuti diklat yang dilaksanakan baik di provinsi maupun tingkat nasional, selanjutnya beliau juga menekankan untuk meningkatkan program "Religion Culture" di lembaga masing masing GPAI dengan meningkatkan program program yang berbasis keagamaan dengan tujuan pembentukan karakter yang sesuai dengan nilai nilai keagamaan dan nilai budaya yang mencerminkan bangsa Indonesia, hal ini harus senantiasa dilaksanakan pada peserta didik, dan beliau sangat berharap kegiatan tersebut didokumentasikan dan dishare di grup WA KKG PAI Lamongan dan akan dilanjutkan dishare di tingkat Kanwil sebagai pelaporan, karena beliau menilai kegiatan tersebut masih minim di ekspose di grup WA, kebanyakan berisi informasi yang masih simpang siur.



Acara selanjutnya adalah perkenalan dan pembinaan oleh Bapak Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Lamongan, beliau memperkenalkan diri di depan para GPAI Kabupaten Lamongan, beliau adalah Bapak H. SHOLEH, M.Si. beliau asli Gresik dan beristrikan orang Lamongan, beliau menyatakan baru sempat bertemu dan bertatap muka dengan GPAI menunggu moment yang tepat, Kemenag adalah bagian hidup dari GPAI, untuk itu beliau sangat berharap tugas GPAI adalah menjaga nama baik kemenag, dengan senantiasa berbuat yang baik, GPAI harus sebagai leadership disegala bidang, sebagai panutan dan contoh yang baik, di masyarakat, di lembaga dan dimanapun,beliau disini juga sangat menekankan adalah terutama  pada Performance/Penampilan GPAI harus ditingkatkan, penampilan GPAI harus lebih dari guru guru yang lain, GPAI bisa menjadi tauladan dan  contoh bagi guru guru yang lain. beliau memanggil GPAI beberapa GPAI untuk maju ke depan dan mengamati sekilas penampilan GPAI untuk selalu meningkatkan performance terutama pada identitas diri dan identitas sebaga pegawai negeri sipil (PNS) dengan memakai korpri, karena bagaimanapun itu adalah kebanggaan kita sebagai PNS, dan juga tanda nama dan identitas lembaga. lebih bagus GPAI juga memakai kopyah/peci, kalaupun tidak pakai juga bukan menjadi masalah.

Bapak/Ibu GPAI ketika dipanngil maju ke depan oleh Bapak Kepala Kemenag untuk melihat kelengkapan dan performance GPAI Kab. Lamongan :





Contoh pengembangan program Religion Culture di sekolah :



Acara inti ditutup dengan doa sebelum dilanjutkan pada acara yang berikutnya.


lanjutkan membaca ke hal 2


Perbedaan konten RPP k13 edisi revisi 2016 dan perbedaan RPP k13 revisi 2017....

 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat harus muncul empat macam hal yaitu PPK, Literasi, 4C, dan HOTS maka perlu kreatifitas guru dalam meramunya.

Perbaikan atau revisinya dalah :

1. mengintergrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.
2. Mengintegrasikan literasi;
keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative);
3.  Mengintegrasikan HOTS (Higher Order Thinking Skill.
Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sampai sekarang.

Pengintegrasian dapat berupa :
a. pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah (masyarakat/komunitas);
b. pemaduan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler;
c. pelibatan secara serempak warga sekolah, keluarga, dan masyarakat;

perdalaman dan perluasan dapat berupa:
@. penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa,
@ penambahan dan penajaman kegiatan belajar siswa, dan pengaturan ulang waktu belajar siswa di sekolah atau luar sekolah;
@ penyelerasan dapat berupa penyesuaian tugas pokok guru, Manajemen Berbasis Sekolah, dan fungsi Komite Sekolah dengan kebutuhan Gerakan PPK.

Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi dapat dijabarkan menjadi Literasi Dasar (Basic Literacy), Literasi Perpustakaan (Library Literacy), Literasi Media (Media Literacy), Literasi Teknologi (Technology Literacy), Literasi Visual (Visual Literacy).

 Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation). Inilah yang sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan sekadar transfer materi. Tetapi pembentukan 4C.  Beberapa pakar menjelaskan pentingnya penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di Abad 21, abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis. Penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting, 4 C adalah  jenis softskill yang pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar pengusaan hardskill.
 Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.
Maka tidak mungkin lagi menggunakan model/metode/strategi/pendekatan yang berpusat kepada guru, namun kita perlu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran (Active Learning). Khusus untuk PPK merupakan program yang rencananya akan disesuaikan dengan 5 hari belajar atau 8 jam sehari sedangkan untuk 2 hari merupakan pendidikan keluarga.

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget